1.1 1.1 Penegasan Mengenai Judul
Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang
terdiri dari berbagai macam pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke,
dan juga negara yang memiliki banyak kebudayaan, dan bahasa dari seluruh pulau
yang ada di Indonesia.
Dengan banyaknya pulau-pulau yang tersebar diseluruh
penjuru Indonesia, tidak menjamin adanya kesejahteraan dan keamanan di
Indonesia. Maka dari itu Negara Republik Indonesia memerlukan badan pelinding
untuk seluruh warga negaranya,tanpa terkecuali. Yaitu, Tentara Nasional
Indonesia.
Tentara Nasional Indonesia diharapkan dapat mampu
menciptakan keamanan bagi seluruh warga negara Indonesia,tanpa terkecuali yang
sudah merupakan hak bagi seluruh bangsa Indonesia.
1.2 1.2Rumusan Masalah
Masyarakat mungkin sudah tahu apa itu Tentara
Nasional Indonesia dan juga bagian-bagian dari Tentara Nasional itu tersebut.
Tetapi,masyarakat pada umumnya masih belum megetahui berita tentang para
tentara nasional,atau apa yang sedang mereka kerjakan,misi apa yang sedang
mereka jalankan. Namun yang menjadi sumber
pertanyaannya adalah;
·
Bagaimana kah Sejarah TNI?
·
Apa Sebenarnya Peran, Fungsi ,dan Tugas
TNI?
·
Apakah Jati diri TNI yang sebenarnya?
Seperti yang telah dipaparkan diatas, keenam poin
itulah yang akan menjadi bahasan utama dalam makalah ini. Dengan berbekal
penelitian dan beberapa website referensi, maka kita dapat menemukan suatu
penjelasan terbaik mengenai Tentara Nasional Republik Indonesia.
1.3 1.3Tujuan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian dan pencarian data
tentang Tentara Nasional Indonesia,maka akan bisa diketahui lebih lanjut
mengenai Tentara Nasional Indonesia. Semakin dalam dan semakin jelas pengkajian
yang dilakukan , maka akan semakin jelas keabsahanna, sehingga masyarakat akan
lebih banyak mengerti mengenai Tentara Nasional Indonesia secara mendalam.
1.4 1.4 Manfaat Penelitian
Seperti yang sudah sering disebutkan sebelumnya,
penelitian mengenai Tentara Nasional akan sangat bermanfaat untuk masyarakat
untuk mengetahui penjelasan lebih jelas mengenai Tentara Nasional Indonesia.
1.5 1.5 Sistematika
BAB I. Pendahuluan
BAB 1.1 Latar
Belakang
BAB 1.2 Rumusan Masalah
BAB 1.3 Tujuan Penelitian
BAB 1.4 Manfaat Penelitian
BAB 1.5 Sistematika
BAB II. LANDASAN TEORI
BAB II. ANALISIS LANDASAN TEORI
Suatu negara akan menjadi lebih tentram dan damai
apabila memiliki pasukan pertahanan yang kuat bagi negaranya. Itu semua akan
menimbulkan rasa aman bagi seluruh warga negaranya dan juga untuk menciptakan
persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan isi Pancasila sebagai
dasar negara republik Indonesia, yaitu Persatuan Indonesia. Tentara Nasional
Indonesia (atau biasa disingkat TNI) adalah nama sebuah angkatan perang dari
negara Indonesia. Pada awal dibentuk bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) kemudian
berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan kemudian diubah lagi
namanya menjadi seperti sekarang ini. Sesuai UU TNI Pasal 7 ayat (1), Tugas
pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45, serta
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Jati diri dari seorang anggota
TNI adalah berstatus warga negara Indonesia,Tidak pernah menyerah dan mengeluh
dalam berjuang membela tanah air,para prajurit TNI adalah prajurit yang
bertugas diatas kepentingan ras,suku,agama,dan daerah tanpa membedakan dari
daerah mana mereka berasal,dari suku mana mereka dilahirkan maupun agama apa
yang mereka anut sejak kecil,karena jati diri mereka adalah untuk membela
seluruh warga negara tanah air Indonesia tanpa membedakan suku,ras, dan agama.
2.1 Analisis
Hasil-hasil
Melihat dari bagaimana Tentara Nasional Indonesia
bergerak bersatu bersama dalam menjaga ketentraman dan kedamaian di
Indonesia,kami menarik beberapa hasil yang telah kami analisis terlebih dahulu:
1. Tentara
Nasional indonesia merupakan satuan gerak terdepan dalam hal menjaga kedamaian
dan ketentraman di Indonesia.
2. Tentara
Nasional Indonesia berusaha meningkatkan kualitas pasukan-pasukannya dengan
berbagai macam alat tempur modern
3. Banyak
senjata-senjata yang dibuat oleh Tentara Nasional Indonesia untuk membuktikan
bahwa tentara Indonesia juga mampu membuat senjata sendiri.
2.2 Penampilan
Anggapan
Sudah dapat dibuktikan bahwa Tentara Nasional
Indonesia selain dapat bertempur dengan baik di lapangan karena pelatiahan yang
keras,Tentara Nasional Indonesia juga dapat membuktikan bahwa mereka juga mampu
dalam pembuatan senjata sendiri dan itu dapat membuktikan bahwa tentara
Indonesia juga merupakan satuan penjaga keamanan negara yang membuat banyak
kreativitas.
2.3 Pernyataan
Hipotesa
Penelitian ini kami lakukan dari keyakinan kami
setelah cukup melakukan pengenalan secara luas terhadap masalah yang diangkat.
Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah “Tentara Nasional Indonesia
sebagai barisan utama dalam menjaga keamanan bangsa yang juga telah membuktikan
bahwa mereka mampu dan dapat menciptakan ide-ide dan kreativitas yang sangat
membantu dan bermanfaat” Hal ini yang menjadi faktor paling dominan untuk dapat
dikatakan sebagai “penyebab”.
2.4 Hasil
Yang Diharapkan
Kami ingin masalah yang kami sampaikan disini
menjadi sumber pengetahuan baru bagi pembaca untuk lebih mengenal tentara
nasional Indonesia bukan hanya sebagai barisan utama dalam menjaga keamanan di
negara ini,tetapi juga dapat memberitahukan tentang ide-ide dan kreativitas
yang telah mereka ciptakan untuk bangsa ini.
BAB III. ANALISIS DAN PENETAPAN METHODE YANG DIGUNAKAN
3.1 Metode
Penulisan
Dalam pengolahan sumber-sumber data dalam penulisan
karya ilmiah ini,kami mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa
elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.
BAB IV. PENYAJIAN DATA
4.1 Sejarah
TNI
Tentara Nasional Indonesia (atau biasa disingkat
TNI) adalah nama sebuah angkatan perang dari negara Indonesia. Pada awal
dibentuk bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) kemudian berganti nama menjadi
Tentara Republik Indonesia (TRI) dan kemudian diubah lagi namanya menjadi
seperti sekarang ini.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga angkatan
bersenjata, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan
Udara. TNI dipimpin oleh seorang Panglima TNI, sedangkan masing-masing angkatan
dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan. Panglima TNI saat ini adalah
Laksamana TNI Agus Suhartono.
Dalam sejarahnya, TNI pernah digabungkan dengan
POLRI. Gabungan ini disebut ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang
menggunakan slogan "Catur Dharma Eka Karma" disingkat
"CADEK". Sesuai Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI
dan POLRI serta Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran
POLRI maka pada tanggal 30 September 2004 telah disahkan RUU TNI oleh DPR RI
yang selanjutnya ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada
tanggal 19 Oktober 2004.
Seiring berjalannya era reformasi di Indonesia, TNI
mengalami proses reformasi internal yang signifikan. Di antaranya adalah
perubahan doktrin "Catur" menjadi "Tri" setelah terpisahnya
POLRI dari ABRI. Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI nomor Kep/21/I/2007,
pada tanggal 12 Januari 2007, doktrin TNI ditetapkan menjadi "Tri Dharma
Eka Karma", disingkat "TRIDEK".[2]
Pada tahun 2012, jumlah personel TNI adalah sebanyak
476.000 personel.
4.1.1 Jati
Diri TNI
Sesuai UU TNI pasal 2, jati diri Tentara Nasional
Indonesia adalah:
- Tentara
Rakyat adalah tentara yang anggotanya berasal dari warga negara Indonesia
- Tentara
Pejuang adalah tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan
tugasnya
- Tentara
Nasional adalah tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi
kepentingan negara di atas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan
agama
- Tentara
Profesional adalah tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara
baik, tidak berpolitik praktis,
tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti
kebijakan politik negara yang
menganut prinsip demokrasi,
supremasi sipil, hak asasi manusia,
ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.
4.1.2 Tugas
TNI
Sesuai UU TNI Pasal 7 ayat (1), Tugas pokok TNI
adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
45,
serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. (2) Tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:
- operasi
militer untuk perang
- operasi
militer selain perang, yaitu untuk:
- mengatasi
gerakan separatis bersenjata
- mengatasi pemberontakan bersenjata
- mengatasi
aksi terorisme
- mengamankan
wilayah perbatasan
- mengamankan
obyek vital nasional yang bersifat strategis
- melaksanakan
tugas perdamaian dunia sesuai
dengan kebijakan politik luar negeri
- mengamankan
Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya
- memberdayakan
wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan
sistem pertahanan semesta
- membantu
tugas pemerintahan di daerah
- membantu Kepolisian Negara
Republik Indonesia dalam rangka tugas
keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang
- membantu
mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah
asing yang sedang berada di Indonesia
- membantu
menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan
kemanusiaan
- membantu
pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (bahasa
Inggris: search and rescue)
- membantu
pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap
pembajakan, perompakan, dan penyelundupan.
Kemudian ayat (3) berbunyi Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.
4.1.3 Industri
Militer
Pemasok Internasional:
·
Perancis
·
Britania Raya
·
Rusia
·
Amerika Serikat
·
Jerman
·
Republik Rakyat Cina
·
Republik Korea
·
Brasil
·
Spanyol
·
Kanada
·
Swedia
·
Belanda
·
Polandia
Pemasok Lokal
·
PT. Pindad
·
PT. PAL
·
LAPAN
·
PT. DI
4.1.4 Anggaran
Tahun
Fiskal
|
Anggaran
(IDR)
|
Anggaran
(USD)
|
2005
|
Rp
21.97 trilyun
|
USD
2.5 milyar
|
2006
|
Rp
23.6 trilyun
|
USD
2.6 milyar
|
2007
|
Rp
32.6 trilyun
|
USD
3.4 milyar
|
2008
|
Rp
36.39 trilyun
|
USD
3.8 milyar
|
2009
|
Rp
33.6 trilyun
|
USD
3.3 milyar
|
2010
|
Rp
42.3 trilyun
|
USD
4.47 milyar
|
2011
|
Rp
47.5 trilyun
|
USD
5.2 milyar
|
2012
|
Rp
64.4 trilyun
|
USD
7.5 milyar
|
2013
|
Rp
81.8 trilyun
|
USD 8.44 milyar
|
Tabel 2
4.2 Sejarah
TNI Angkatan Udara
Sejarah lahirnya TNI AU bermula dari pembentukan
Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat
Armada Udara yang saat itu sangat kekurangan pesawat terbang dan
fasilitas-fasilitas lainnya. Sejalan dengan perkembangannya berubah menjadi
Tentara Keamanan Rakyat (TKR), pada tanggal 5 Oktober 1945 dengan nama TKR
jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi
menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara, maka
pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti
dengan Angkatan Udara Republik Indonesia, kini diperingati sebagai hari
lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional
Indonesia (TNI).
Salah satu Sejarah monumental yang selalu
diperingati jajaran TNI AU tiap tahun adalah apa yang dinamakan Hari Bhakti TNI
AU. Peringatan Hari Bhakti TNI AU, dilatar belakangi oleh dua peristiwa yang
terjadi dalam satu hari pada 29 Juli 1947. Peristiwa Pertama, pada pagi hari,
tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko
Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu
Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di
tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Peristiwa Kedua, jatuhnya pesawat DAKOTA VT-CLA yang
megakibatkan gugurnya tiga perintis TNI AU masing-masing Adisutjipto,
Abdurahman Saleh dan Adisumarmo. Pesawat Dakota yang jatuh di daerah Ngoto,
selatan Yogyakarta itu, bukanlah pesawat militer, melainkan pesawat sipil yang
disewa oleh pemerintah Indonesia untuk membawa bantuan obat-obatan Palang Merah
Malaya.
Penembakan dilakukan oleh dua pesawat militer
Belanda jenis Kittyhawk, yang merasa kesal atas pengeboman para kadet TNI AU
pada pagi harinya. Untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan ketiga perintis
TNI AU tersebut, sejak Juli 2000, di lokasi jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA
(Ngoto) telah dibangun sebuah monumen perjuangan TNI AU dan lokasi tersebut
juga dibangun tugu dan relief tentang dua peristiwa yang melatar belakanginya.
Di lokasi monumen juga dibangun makam Adisutjipto dan Abdurachman Saleh beserta
istri-istri mereka.
4.2.1 Pesawat
Merah Putih Pertama
Hari itu 27 Oktober 1945, sehari menjelang
peringatan 17 tahun Sumpah Pemuda, di Pangkalan Maguwo, Yogyakarta terlihat ada
kesibukan. Nampak para teknisi sedang berada di sekitar sebuah pesawat Cureng
yang bertanda bulat Merah Putih, mempersiapkan segala sesuatunya untuk sebuah
penerbangan yang direncanakan. Mereka menginginkan sebuah pesawat Merah Putih
terbang hari itu, untuk membangkitkan Sumpah Pemuda.
Komodor Udara Agustinus Adisutjipto, yang lebih
dikenal dengan sebutan Pak Adi, adalah satu-satunya penerbang Indonesia yang
berada di Pangkalan Maguwo. Hari itu, Pak Adi akan terbang bersama Cureng Merah
Putih. Upaya itu membawa hasil.
Pak Adi membawa terbang Pesawat Cureng Merah Putih
tersebut berputar-putar di Angkasa Pangkalan Maguwo disaksikan dengan rasa
kagum oleh seluruh anggota pangkalan yang berada dibawah. Itulah awal mula
sebuah pesawat Indonesia bertanda Merah Putih terbang di angkasa Indonesia yang
merdeka.
4.2.2 Tugas
TNI Angkatan Udara
Sesuai dengan UU TNI pasal 10, Angkatan Udara
bertugas:
- melaksanakan
tugas TNI matra udara di
bidang pertahanan;
- menegakkan
hukum dan menjaga keamanan di wilayah
udara yurisdiksi
nasional sesuai dengan ketentuan hukum
nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
- melaksanakan
tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara; serta
- melaksanakan
pemberdayaan wilayah
pertahanan udara.
4.2.3 WARA
Wara adalah sebutan
untuk prajurit TNI-AU wanita. Wara dibentuk agar kaum wanita dapat menjadi
anggota TNI-AU seperti kaum pria. Wara dibentuk pada tanggal 12 Agustus 1962.
Diharapkan kedepan dalam semangat Kartini dan emansipasi wanita tidak ada lagi
perlakuan istimewa terhadap wara, tugas akan dilaksanakan wara seperti tugas
para prajurit pria karena wara sejatinya juga seorang prajurit.
4.3 Sejarah
TNI Angkatan Laut
Dibentuknya Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR Laut)
pada tanggal 10 September 1945 oleh administrasi kabinet awal Soekarno menjadi
tonggak penting bagi kehadiran Angkatan Laut di Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Terbentuknya BKR
Laut ini dipelopori tokoh-tokoh bahariawan veteran yang pernah bertugas di
jajaran Koninklijke Marine selama masa penjajahan Belanda dan veteran Kaigun
selama masa pendudukan Jepang. Faktor lain yang mendorong terbentuknya badan
ini adalah adanya potensi yang memungkinkan untuk menjalankan fungsi Angkatan
Laut seperti kapal-kapal dan pangkalan, meskipun pada saat itu Angkatan
Bersenjata Indonesia belum terbentuk.
Pada saat kondisi negara mulai membaik dari ancaman
desintegrasi, pada tahun 1959 ALRI mencanangkan program yang dikenal sebagai
Menuju Angkatan Laut yang Jaya. Sampai tahun 1965 ALRI mengalami kemajuan yang
cukup signifikan. Hal ini dilatarbelakangi oleh politik konfrontasi dalam
rangka merebut Irian Barat yang dirasa tidak dapat diselesaikan secara
diplomatis. Berbagai peralatan tempur Angkatan Laut dari negara Eropa Timur
memperkuat ALRI dan menjadi kekuatan dominan pada saat itu. Beberapa mesin
perang yang terkenal di jajaran ALRI antara lain kapal penjelajah (cruiser) RI
Irian, kapal perusak (destroyer) klas 'Skory', fregat klas 'Riga', Kapal selam
klas 'Whisky', kapal tempur cepat berpeluru kendali klas 'Komar', pesawat
pembom jarak jauh Ilyushin IL-28, dan Tank Amfibi PT-76. Dengan kekuatan
tersebut pada era tahun 1960-an ALRI disebut - sebut sebagai kekuatan Angkatan
Laut terbesar di Asia.
4.3.1 Modernisasi
Mulai dasawarsa 1980-an TNI AL melakukan langkah
modernisasi peralatan tempurnya, kapal - kapal perang buatan Eropa Timur yang
telah menjadi inti kekuatan TNI AL era 1960 dan 1970-an dinilai sudah tidak
memenuhi tuntutan tugas TNI AL. Memburuknya hubungan RI - Uni Sovyet pasca
pemerintahan Presiden Soekarno membuat terhentinya kerja sama militer kedua
negara. Oleh karena itu TNI AL beralih mengadopsi teknologi Barat untuk
memodernisasi kekuatan dan kemampuannya dengan membeli kapal - kapal perang dan
peralatan tempur utama lainnya dari berbagai negara, diantaranya Korvet
berpeluru kendali kelas 'Fatahillah'dari Belanda, Fregat berpeluru kendali klas
'Van Speijk' eks- AL Belanda, Kapal selam klas 209/1300 buatan Jerman Barat,
Kapal tempur cepat berpeluru kendali klas'Patrol Ship Killer' buatan Korea
Selatan, dan Pesawat Patroli Maritim 'Nomad-Searchmaster'eks-Angkatan
Bersenjata Australia.
4.3.2 Kegiatan
Non Tempur
TNI AL mengembangkan militer non tempur yang berupa
operasi bakti kemanusiaan Surya Bhaskara Jaya di berbagai daerah terpencil di
Indonesia yang hanya bisa dijangkau lewat laut. Operasi ini berintikan kegiatan
pelayanan kesehatan, pembangunan dan rehabilitasi sarana publik, dan berbagai
penyuluhan dibidang kesehatan, hukum, dan bela negara. Kegiatan ini
dilaksanakan secara rutin setiap tahun hingga sekarang. Sejumlah negara juga
pernah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut antara lain Singapura, Australia
dan Negara Amerika Serikat. TNI AL juga berupaya menggalakan pembangunan sektor
kelautan jauh sebelum Departemen Kelautan terbentuk, khususnya yang berhubungan
dengan aspek pertahanan dan keamanan di laut. Kegiatan - kegiatan nyata yang
dilakukan TNI AL adalah mendirikan badan - badan pengkajian pembangunan
kelautan bersama - sama dengan pemerintah dan swasta di beberapa daerah,
program desa pesisir percontohan yangterangkum dalam Pembinaan Desa Pesisir
(Bindesir), dan program Pembinaan Potensi Nasional menjadi KekuatanMaritim
(Binpotnaskuatmar). Dalam rangka menggelorakan jiwa bahari bangsa, TNI AL
menggelar event kelautan skala internasional yaitu Arung Samudera 1995 yang
berintikan Lomba Kapal Layar Tiang Tinggi dan perahu layar. TNI AL juga menjadi
pendukung utama dicanangkan Tahun Bahari 1996 dan Deklarasi Bunaken 1998 yang
merupakan manifestasi pembangunan kelautan di Indonesia.
4.3.3 Jalesveva
Jayamahe
Motto atau seruan TNI Angkatan Laut Indonesia
adalah: "Jalesveva Jayamahe" yang seringkali diterjemahkan dengan kalimat:
"Di Lautan Kita Jaya". Sebenarnya ungkapan ini berasal dari Bahasa
Sanskerta; "Jales.eva Jayamahe" dan bisa dianalisa sebagai berikut:
jales.veva terdiri dari dua bagian: jales.u dan eva.
Jales.u berasal dari kata dasar jala (maskulinum) yang berarti air dan jales.u
adalah bentuk pluralis, lokativus dan secara harafiah bisa diterjemahkan
sebagai: "di air-air".
eva adalah sebuah partikel emfatik dan bisa
diterjemahkan dengan kata "-lah".
jayamahe, berasal dari kata kerja (verbum), ji, yang
dikonjugasi menurut waktu presens, persona ketiga pluaralis dalam modus
indikatif dan secara harafiah bisa diterjemahkan sebagai: "kita
berjaya". Jadi kalimat ini secara harafiah artinya adalah: "Di
air-airlah kita berjaya!"
4.3.4 Tugas
TNI Angkatan Laut
Sesuai Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2004 Tentang TNI Pasal
9, Angkatan Laut bertugas:
- melaksanakan
tugas TNI matra laut di bidang pertahanan
- menegakkan
hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi
nasional sesuai dengan ketentuan hukum
nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi
- melaksanakan
tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik
luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah
- melaksanakan
tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut
- melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan laut.
4.4 Tugas TNI Angkatan Darat
Tugas Pokok
Sebagai bagian dari
TNI, tugas pokok TNI AD adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Tugas-tugas
- Melaksanakan
tugas TNI matra darat dibidang pertahanan, yaitu dengan melakukan Operasi
Militer Untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
- Melaksanakan
tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara
lain: yaitu dengan melakukan segala upaya, pekerjaan, dan kegiatan untuk
menjamin tegaknya kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa di wilayah perbatasan darat dengan negara lain dan di pulau-pulau
terluar/terpencil dari segala bentuk ancaman dan pelanggaran.
- Melaksanakan
tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra darat, yaitu
dengan melakukan segala upaya, pekerjaan, dan kegiatan untuk mewujudkan
penampilan postur TNI AD yang merupakan keterpaduan kekuatan, kemampuan,
dan gelar kekuatan TNI AD serta tersusunnya komponen cadangan dan komponen
pendukung pertahanan negara matra darat.
- Melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dengan menyelenggrakan
perencanaan, pengembangan, pengerahan, dan pengendalian wilayah pertahanan
untuk kepentingan pertahanan negara di darat sesuai dengan Sistem
Pertahanan Semesta (Sishanta) melalui pembinaan teritorial yaitu
dengan :
- Membantu
pemerintah menyiapkan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan aspek
darat yang dipersiapkan secara dini, yang Meliputi wilayah pertahanan
beserta kekuatan pendukungnya, untuk melaksanakan Operasi Militer untuk
Perang, yang pelaksanaannya didasarkan pada kepentingan negara sesuai
dengan Sishanta.
- Membantu
pemerintah menyelenggrakan pelatihan kemiliteran secara wajib bagi warga
negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
- Membantu
pemerintah memberdayakan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
BAB V. KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Ungkapan
Singkat Tentang Masalah
Pemilihan mengenai materi yang digunakan bertujuan
untuk mengetahui lebih dalam tentang Tentara Nasional Indonesia yang mungkin
bagi sebagian orang mengetahui sedikit tentang Tentara Nasional Indonesia,dan
dari sini kami mengharapkan bahwa pembaca akan dapat mengetahui secara lebih
jelasnya tentang badan yang selama ini telah membela tanah airnya,dengan bukan
hanya sekedar mengetahui seragam yang mereka kenakan,tetapi juga bagian yang
mendalam tentang Tentara Nasional Indonesia.
5.2 Metode
Yang Digunakan
Kami menggunakan internet sebagai bahan pembuatan
karya ilmiah ini. Kami menggunakan banyak sumber dari internet yang kemudian
kami gabungkan kembali menjadi rangakaian penyajian data yang tepat.
5.3 Saran
Terhadap Masalah
Saran kami terhadap Tentara Nasional Indonesia itu
tidak terlalu banyak,yaitu agar mereka terus meningkatkan kinerja mereka baik
diluar maupun didalam lapangan,terus berusaha menciptakan rasa aman bagi warga
negara Indonesia dan terus menambah armada perang dan terus meningkatkkan teknologi-teknologi
yang mereka gunakan agar tidak tertinggal jauh
dengan bangsa lain.
Daftar Pustaka
http://poskota.co.id/berita-terkini/2010/10/07/ardian-juara-lomba-kreativitas-prajurit-tni
http://tni-au.mil.id/content/sejarah-tni-angkatan-udara
http://tni-au.mil.id/TNI-AU-media
http://id.wikipedia.org/wiki/TNI_Angkatan_Laut
http://www.tnial.mil.id/tabid/79/articleType/ArticleView/articleId/13059/Default.aspx
No comments:
Post a Comment