Penalaran deduktif dibidani oleh filosof Yunani Aristoteles
merupakan penalaran yang beralur dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum
menuju pada penyimpulan yang bersifat khusus. Sang Bagawan Aristoteles (Van
Dalen:6) menyatakan bahwa penalaran deduktif adalah, ”A discourse in wich
certain things being posited, something else than what is posited necessarily
follows from them”. pola penalaran ini dikenal dengan pola silogisme. Pada
penalaran deduktif menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Corak berpikir deduktif adalah silogisme
kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Dalam penalaran ini
tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan
kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan
kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan
kesimpulan tidak langsung dari dua premis.
Contoh :
-Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya
listrik untuk beroperasi
-DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya
listrik untuk beroperasi
kesimpulan ---> semua barang elektronik membutuhkan
daya listrik untuk beroperasi
Silogisme
Silogisme adalah
proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni
pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut
prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme
merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu
argumentasi.
Entimen
Pada percakapan dalam kehidupan sehari-hari, suatu logisme
seringkali diperpendek, yakni tanpa menyebutkan premis-premis umum. Seseorang
lansung mengatakan kesimpulan yang diikuti dengan premis khusus sebagai
penyebabnya. Bentuk silogisme seperti ini disebut entimem.
Referensi:
http://www.limaratus.com/2013/07/pengertian-dan-contoh-silogisme-bahasa.html
http://sucimutiara10.blogspot.com/2013/03/pengertian-penalaran-dan-macam-macam.html
No comments:
Post a Comment